Sabtu, 31 Desember 2011

Selamat Tahun Baru 2012!!!

Tak terasa kita telah memasuki tahun yang baru lagi. Kali ini kita memasuki tahun 2012 yakni sebuah tahun yang dulu sempat menggegerkan masyarakat dunia khususnya masyarakat Indonesia gara-gara sebuah film  yang berjudul 2012. Film ini mengisahkan tentang sebuah ramalan yang mengatakan bahwa bumi dan alam seisinya akan hancur lebur dan tak akan ada lagi kehidupan alias kiamat ternyata menjadi kenyataan. Apakah apa yang diramalkan dalam film ini akan benar-benar menjadi kenyataan pada tahun ini ataukah dulu hanya sekedar mencari sensasi saja untuk mendongkrak popularitas film sehingga harapannya semakin banyak masyarakat yang penasaran dan akhirnya mau menonton film ini? Saya pikir pertanyaan yang kedualah yang dengan jelas menjadi sasaran utama film ini. Tetep ujung-ujungnya adalah bagaimana menghimpun modal sebanyak-banyaknya. Sementara  pertanyaan kiamat yang akan menjadi kenyataan atau tidak pada tahun ini, saya pikir semua orang tahu jawabannya (khususnya mereka umat muslim) yakni tak akan ada seorangpun yang mengetahui kapan kiamat akan terjadi.

Baiklah, lupakan soal kiamat yang senantiasa akan menjadi sebuah misteri. Yang terpenting adalah bagaimana kita menjalani hidup ini dengan sebaik-baiknya, tidak menyia-nyiakannya alias menikmatinya bagaimanapun keadaan kita. Kiamat hanya berlaku bagi siapa saja yang sudah tidak menginginkan adanya perubahan--tak mau belajar dari pengalaman dan tak mau bergerak. Kumpulkan semangat baru yang lebih dahsyat, susun harapan baik yang lama dan yang baru dan mulailah bergerak to make them real. Happy New Year 2012 all!

Regards

Komun@

Minggu, 11 Desember 2011

Terluka lagi

Luka lama sekarang berganti muka
walau demikian rasanya sama saja
bahkan terasa perih yang amat sangat

karena

Luka ini semakin bertambah dan semakin menganga
dan aku  ingin sekali menutup luka ini rapat-rapat
walau hanya dengan sehelai kain yang tipis


Jakarta, 12 Desember 2011






Jumat, 18 November 2011

Diskusi Gender dan Sex di Hari Jumat

Hari Jumat memang hari yang membawa kebahagiaan. Bagi sebagian besar kelas pekerja, hari Jumat adalah sebuah tanda dimana mereka sebentar lagi  akan menikmati kebebasan (sesaat) nya setelah 5 hari bekerja keras untuk memperkaya sang pemilik modal. Ya lumayanlah dua hari bisa melepaskan penat, entah itu berkumpul dan berlibur bersama keluarga tercinta ataupun hanya sekedar tiduran all day long di sebuah kamar/ kontrakan  yang tagihannya telah menunggu tiap bulannya. 

Memang tidak bisa digeneralisir bahwa setiap hari Jumat pasti akan menyenangkan atau membahagiakan. Tapi, khusus untuk Jumat hari ini atau tepatnya tanggal 18 November 2011 buat saya sangatlah membahagiakan dan berarti. Bukan karena saya baru saja ditembak oleh seseorang  yang selama ini menjadi pujaan hati tapi karena pada hari ini saya bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman bersama warga belajar PKBM Harmonis yang mayoritas merupakan anak-anak putus sekolah dan drop out.

Di sebuah ruangan yang tidak terlalu besar, kira-kira 5x4 meter dengan papan tulis dan bangku meja yang sederhana, saya bersama-sama warga belajar PKBM mendiskusikan materi pengenalan dan aplikasi Gender dan Seks yang selama ini hanya dikonsumsi oleh kalangan akademisi dan aktifis gerakan. Itupun hanya sebagian kecil saja yang mungkin bisa mengenali dan memahaminya. Tidak sedikit diantara mereka (bahkan dikalangan para aktifis sekalipun) yang masih mengasumsikan gender itu adalah semata-mata identik dengan persoalan perempuan, ya perempuan yang seolah-olah ingin bersaing dengan lawan jenisnya yaitu laki-laki.

Kembali ke agenda diskusi. Sebelum diskusi dimulai, saya mencoba memperkenalkan diri terlebih dahulu kemudian mengucapkan terima kasih kepada "Kepala Suku" yang telah memberikan  saya kesempatan untuk berbagi pengetahuan  dan pengalaman di PKBM Harmonis yang dipimpinnya. Selanjutnya giliran para peserta diskusi yang memperkenalkan diri. Kira-kira ada sekitar 8-10 orang peserta yang hadir. Mereka adalah Ibu Ani, seorang ibu rumah tangga yang ternyata masih memiliki semangat belajar yang tinggi dan tidak malu/ rendah diri untuk belajar bersama dengan peserta diskusi lainnya meskipun dirinya sendiri belum bisa membaca ditengah usianya yang boleh dikatakan sudah tidak muda lagi . Saya jadi teringat sebuah proverb (peribahasa) " Never too old to learn" yang maksudnya adalah bahwa kita harus tetap terus belajar (keep learning) selama hayat masih dikandung badan.

Well, peserta diskusi selanjutnya adalah Hani dan Fani. Hani bekerja sebagai baby sitter  sementara Fani bekerja di sebuah toko di pagi hari kemudian bekerja sebagai PRT di siang harinya . Selain peserta perempuan ada juga peserta laki-laki lainnya. Mereka adalah Lili dan Rudi...To be continued

Kamis, 17 November 2011

GENDER, SEKS DAN PEMINGGIRAN PEREMPUAN

A. Gender dan Seks
Istilah gender muncul sekitar tahun 1977 ketika sekelompok feminis di London tidak lagi memakai isu-isu lama seperti patriarchal atau sexist, tetapi menggantinya dengan isu Jender (gender discourse). Gender berasal dari bahasa latin “GENUS” yang berarti jenis atau tipe.

TEORI DASAR FEMINISME

FEMINISME?
Feminisme pertama kali muncul pada abad ke 17/18 dan memiliki makna/ defiinisi yang berbeda-beda bergantung pada tingkatan kesadaran,

Selasa, 01 November 2011

Pikiran, Ide dan Tulis Apa Ajalah

Hanya sekedar untuk tetap terus bisa belajar dan berlatih menulis, jadi apapun akan ku tulis dalam blogku yang sederhana ini.Kupikir ini adalah kesempatanku untuk mengungkapkan apa saja yang ada dalam pikiran karena setidaknya aku memiliki kuasa atas hal itu. Dan tentu saja semua orangpun memiliki kuasa atas hal itu karena aku tau bahwa raga kita boleh saja terpenjara tapi pikiran kita tidak akan pernah bisa. Ia akan selalu hadir dan bebas memikirkan apa saja. Sebagai contoh, banyak tokoh besar yang dulu pernah mengalami sebagai tahanan politik seperti sejarawan Alm. Pramoedya A.T misalnya. Badan atau tubuhnya bisa saja dipenjara, tapi pikiran dan gagasannya tidak. Lihat saja, buku-buku karyanya sekarang banyak beredar di berbagai toko buku di Indonesia.

Berbicara pikiran atau ide, bagaimanapun dia tidak akan pernah terlepas dari kehidupan nyata. Kecuali mungkin pikiran orang-orang gila yang nampaknya seperti berhalusinasi saja. Entahlah saya pun tidak mengetahui banyak tentang hal itu karena belum pernah mengalaminya dan jangan sampai mengalaminya. hehe. Yang pasti saya pikir, kenyataan yang ada akan senantiasa mempengaruhi cara berpikir kita. Sebagai misal dalam suatu sistem masyarakat kapitalis kita bisa lihat bagaimana orang-orang yang ada di lingkungan sistem tersebut disadari atau tidak, pikiran mereka didominasi oleh bagaimana uang atau modal  memiliki kuasa atas segalanya. Apa-apa kalo tidak ada duit gak akan jalan. Orang-orang sibuk mencari uang karena segala sesuatu yang ditawarkan termasuk kebutuhan dasarpun tak ada yang gratis. Jangankan untuk pendidikan dan kesehatan, untuk masuk toilet saja harus bayar, betul tidak? xixixi. Istilah Tuhan adalah Uangpun muncul seiring situasi yang dominan tersebut yang telah memposisikan uang layaknya Tuhan. 

Lantas apakah ada ide atau gagasan alternatif lain selain sistem yang memposisikan uang sebagai Tuhan? Tentu saja, bagi pihak-pihak yang tidak sepakat dengan pola pikir kapitalistik, mereka akan berusaha dan berjuang melawan sistem tersebut. Mereka akan terus berpikir bagaimana mencari strategi taktik yang tepat untuk menumbangkan sistem tersebut. Tentu untuk mencari gagasan ini tidak akan bisa terlepas dari kondisi objektif dimana sistem yang kaptalistik itu diterapkan. Mau tidak mau kita harus mempelajari sejarah. Ya, sejarah, tempat dimana kita mulai berangkat yang kini sudah banyak dilupakan oleh manusia-manusia masa kini.

Kembali ke persoalan pikiran atau ide. Pikiran atau ide memang bisa muncul kapan saja. Namun tanpa diasah dan dilatih agar bagaimana mereka bisa menjadi sesuatu hal yang kongkrit, maka mereka tidak akan ada bedanya dengan kumpulan-kumpulan sampah yang kian memadati otak sang pemilik. So, mulai dari sekarang mari kita belajar dan berlatih untuk memanfaatkan ide-ide yang ada. Kita pilah mereka sehingga harapannya mereka tidak akan sekedar bermanfaat bagi diri kita sendiri tetapi juga bagi orang lain.


 

Senin, 31 Oktober 2011

Mengambil Keputusan dan Keberanian

Pernahkah kita bertanya kepada diri sendiri "Apakah saya benar-benar telah mengambil suatu keputusan yang tepat?" Pertanyaan semacam ini mungkin wajar dialami oleh setiap orang yang sebenarnya dia sendiri masih mengahadapi kebimbangan akan keputusan yang telah diambilnya. Tidak mudah memang mengambil sebuah keputusan, apalagi kalau keputusan tersebut menyangkut dengan kehidupan pribadi kita. Perasaan takut menyesal di kemudian hari mungkin sesuatu hal yang selalu menghantui tatkala kita mau mengambil sebuah keputusan.

Setiap tindakan, setiap keputusan pasti ada resikonya. Kita harus benar-benar siap menghadapi resiko  ketika kita mengambil sebuah keputusan. Setidaknya itu yang akan menjadikan kita kuat ketika kita dihadapkan dengan segala sesuatu yang ada di luar kehendak dan harapan kita. Penyesalanpun tak akan jadi persoalan toh kita memang benar-benar sudah siap dengan segala  konsekuensi dari keputusan yang kita ambil. 

Seorang kawan di  Facebook semalam curhat melalui chat box yang ada di jejaring sosial online tersebut. Dia mengeluhkan pasangannya yang bernama Jojo (nama samaran! xixi), seorang aktifis sekaligus pegiat seni yang  kini hanya bertugas menjadi penjaga kedai milik organisasi full 24 jam. Temanku menganggap dia tidak berani memutuskan untuk bersikap kiritis atas situasi organisasi yang tidak membuatnya nyaman atau secara  kasarnya  dia diperlakukan tidak adil oleh teman-teman sekolektifnya di organisasi. Kira-kiira ungkapan  kekesalannya begini "Aku sebal dia diperlakukan tidak adil tapi DIAM saja. Sejak di kedai jadi gak produktif, organisasi juga udah gak begitu aktif. Coba kamu bayangin, jagain kedai kok 24 jam,? Kalau kedai itu memang punya organisasi harusnya bergiliran donk.. Akh Jojo sebenarnya terkungkung tapi gak berani bilang." Aku coba mengomentari "Mungkin mas Jojonya masih bimbang dan masih hati- hati untuk mengambil keputusan kali mbak.." Lalu dia pun membalas " Ya itu, dia gak berani mengambil keputusan. Semua itu ada di Jojonya, harusnya kalau merasa tertindas ya bicara, tapi dia malah DIAM."

Hal yang bisa dipelajari dari curhatan temanku di atas mungkin salah satunya adalah persoalan keberanian. Ya kita juga memang butuh keberanian dalam memutuskan, dalam bertindak. Kita bisa belajar dari pengalaman Kartini yang pernah bilang "Barangsiapa tidak berani, dia tidak bakal menang, itulah semboyanku! Maju! Semua harus dilakukan dan dimulai dengan berani! Pemberani-pemberani memenangkan tiga perempat dunia!" Ya, dalam hidup ini, percuma memang kalau kita sudah tidak memiliki keberanian. So, jangan sampai kita kehilangan keberanian dalam hidup ini. Ada yang bilang, ketidakberanian itu sama artinya dengan memelihara perbudakan.


Salam juang!

Komun@

Minggu, 30 Oktober 2011

Selamat Pagi!

Selamat pagi dunia!

Saya yakin, siapapun pasti ingin menjalani hari dengan penuh kebaikan. Kita semua berharap apa yang akan dijalani berjalan sesuai harapan, tidak gagal dan tidak suram. Berharap memang tidaklah salah, bahkan menurut saya, mempunyai harapan adalah wajib dimiliki oleh setiap mahluk yang berakal karena ia adalah sesuatu yang setidaknya dapat menjadi motivasi bagi kita untuk menggapai hidup yang sukses. Sukses disini tentu saja sukses menurut versi kita sendiri mengingat sukses secara umum nampaknya biasanya dipandang secara relatif dan subjektif.

Menjadi manusia adalah harapan saya setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik. Mungkin kedengarannya terlalu umum dan tidak sesederhana kata-katanya, namun setidaknya itulah apa yang akan senantiasa membimbing saya dalam  berpikir dan berbuat. Walau....ehmmmm saya pikir tak akan ada harapan tanpa hambatan.  Huffth!! Orang-orang bijak bilang, "Hidup adalah untuk memecahkan persoalan" ya memecahkan dunia: bumi manusia dengan segudang persoalannya.

Sebagai manusia yang diberikan akal dan pikiran tentunya kita tidak perlu takut dalam menghadapi segala persoalan yang dapat menghambat harapan kita. Jadikanlah otak sebagai senjata! Orang yang dapat memanfaatkan otak dengan sebaik-baiknya adalah ciri orang yang mampu membedakan dirinya dengan mahluk lainnya bahkan dengan sesamanya. xixixi. Ingatlah bahwa Sang pencipta alam semesta pun selalu menekankan agar umatnya senantiasa berpikir, berpikir dan berpikir! Dan bukankah Tuhan juga tidak akan pernah mengubah nasib manusia secara gratis? So, berpikir dan berbuatlah untuk perubahan! Jangan pernah sia-siakan buah pikiranmu! tapi ekspresikan!

Salam juang!

Komun@

Kamis, 04 Agustus 2011

Kembali Belajar Menulis Meskipun Masih NgeBlank!!!

Benar-benar sedang mengalami otak beku. Mungkin karena terlalu banyak inspirasi yang datang, jadi aku kebingungan untuk menuagkannya ke dalam sebuah tulisan. Atau mungkin  karena aku memang tidak cukup berbakat untuk menulis?Hohoho Mudah-mudahan tidak demikian, kalau pun iya, setidaknya aku masih punya kemauan untuk belajar menyusun beberapa kata meskipun masih terlihat acak-acakan alias gak karuan. Tapi ya sudahlah, sekarang nampaknya memang pikiranku sedang tidak mau bekerja. Jadi, belajar nulisnya kita akan lanjutkan lain kali. Anggaplah ini adalah sebuah ucapan selamat datang  setelah sekian lama aku menghilang dan tak pernah menyapamu, Komuna, my Online Diary :D