Senin, 31 Oktober 2011

Mengambil Keputusan dan Keberanian

Pernahkah kita bertanya kepada diri sendiri "Apakah saya benar-benar telah mengambil suatu keputusan yang tepat?" Pertanyaan semacam ini mungkin wajar dialami oleh setiap orang yang sebenarnya dia sendiri masih mengahadapi kebimbangan akan keputusan yang telah diambilnya. Tidak mudah memang mengambil sebuah keputusan, apalagi kalau keputusan tersebut menyangkut dengan kehidupan pribadi kita. Perasaan takut menyesal di kemudian hari mungkin sesuatu hal yang selalu menghantui tatkala kita mau mengambil sebuah keputusan.

Setiap tindakan, setiap keputusan pasti ada resikonya. Kita harus benar-benar siap menghadapi resiko  ketika kita mengambil sebuah keputusan. Setidaknya itu yang akan menjadikan kita kuat ketika kita dihadapkan dengan segala sesuatu yang ada di luar kehendak dan harapan kita. Penyesalanpun tak akan jadi persoalan toh kita memang benar-benar sudah siap dengan segala  konsekuensi dari keputusan yang kita ambil. 

Seorang kawan di  Facebook semalam curhat melalui chat box yang ada di jejaring sosial online tersebut. Dia mengeluhkan pasangannya yang bernama Jojo (nama samaran! xixi), seorang aktifis sekaligus pegiat seni yang  kini hanya bertugas menjadi penjaga kedai milik organisasi full 24 jam. Temanku menganggap dia tidak berani memutuskan untuk bersikap kiritis atas situasi organisasi yang tidak membuatnya nyaman atau secara  kasarnya  dia diperlakukan tidak adil oleh teman-teman sekolektifnya di organisasi. Kira-kiira ungkapan  kekesalannya begini "Aku sebal dia diperlakukan tidak adil tapi DIAM saja. Sejak di kedai jadi gak produktif, organisasi juga udah gak begitu aktif. Coba kamu bayangin, jagain kedai kok 24 jam,? Kalau kedai itu memang punya organisasi harusnya bergiliran donk.. Akh Jojo sebenarnya terkungkung tapi gak berani bilang." Aku coba mengomentari "Mungkin mas Jojonya masih bimbang dan masih hati- hati untuk mengambil keputusan kali mbak.." Lalu dia pun membalas " Ya itu, dia gak berani mengambil keputusan. Semua itu ada di Jojonya, harusnya kalau merasa tertindas ya bicara, tapi dia malah DIAM."

Hal yang bisa dipelajari dari curhatan temanku di atas mungkin salah satunya adalah persoalan keberanian. Ya kita juga memang butuh keberanian dalam memutuskan, dalam bertindak. Kita bisa belajar dari pengalaman Kartini yang pernah bilang "Barangsiapa tidak berani, dia tidak bakal menang, itulah semboyanku! Maju! Semua harus dilakukan dan dimulai dengan berani! Pemberani-pemberani memenangkan tiga perempat dunia!" Ya, dalam hidup ini, percuma memang kalau kita sudah tidak memiliki keberanian. So, jangan sampai kita kehilangan keberanian dalam hidup ini. Ada yang bilang, ketidakberanian itu sama artinya dengan memelihara perbudakan.


Salam juang!

Komun@

Minggu, 30 Oktober 2011

Selamat Pagi!

Selamat pagi dunia!

Saya yakin, siapapun pasti ingin menjalani hari dengan penuh kebaikan. Kita semua berharap apa yang akan dijalani berjalan sesuai harapan, tidak gagal dan tidak suram. Berharap memang tidaklah salah, bahkan menurut saya, mempunyai harapan adalah wajib dimiliki oleh setiap mahluk yang berakal karena ia adalah sesuatu yang setidaknya dapat menjadi motivasi bagi kita untuk menggapai hidup yang sukses. Sukses disini tentu saja sukses menurut versi kita sendiri mengingat sukses secara umum nampaknya biasanya dipandang secara relatif dan subjektif.

Menjadi manusia adalah harapan saya setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik. Mungkin kedengarannya terlalu umum dan tidak sesederhana kata-katanya, namun setidaknya itulah apa yang akan senantiasa membimbing saya dalam  berpikir dan berbuat. Walau....ehmmmm saya pikir tak akan ada harapan tanpa hambatan.  Huffth!! Orang-orang bijak bilang, "Hidup adalah untuk memecahkan persoalan" ya memecahkan dunia: bumi manusia dengan segudang persoalannya.

Sebagai manusia yang diberikan akal dan pikiran tentunya kita tidak perlu takut dalam menghadapi segala persoalan yang dapat menghambat harapan kita. Jadikanlah otak sebagai senjata! Orang yang dapat memanfaatkan otak dengan sebaik-baiknya adalah ciri orang yang mampu membedakan dirinya dengan mahluk lainnya bahkan dengan sesamanya. xixixi. Ingatlah bahwa Sang pencipta alam semesta pun selalu menekankan agar umatnya senantiasa berpikir, berpikir dan berpikir! Dan bukankah Tuhan juga tidak akan pernah mengubah nasib manusia secara gratis? So, berpikir dan berbuatlah untuk perubahan! Jangan pernah sia-siakan buah pikiranmu! tapi ekspresikan!

Salam juang!

Komun@