Pernahkah kita bertanya kepada diri sendiri "Apakah saya benar-benar telah mengambil suatu keputusan yang tepat?" Pertanyaan semacam ini mungkin wajar dialami oleh setiap orang yang sebenarnya dia sendiri masih mengahadapi kebimbangan akan keputusan yang telah diambilnya. Tidak mudah memang mengambil sebuah keputusan, apalagi kalau keputusan tersebut menyangkut dengan kehidupan pribadi kita. Perasaan takut menyesal di kemudian hari mungkin sesuatu hal yang selalu menghantui tatkala kita mau mengambil sebuah keputusan.
Setiap tindakan, setiap keputusan pasti ada resikonya. Kita harus benar-benar siap menghadapi resiko ketika kita mengambil sebuah keputusan. Setidaknya itu yang akan menjadikan kita kuat ketika kita dihadapkan dengan segala sesuatu yang ada di luar kehendak dan harapan kita. Penyesalanpun tak akan jadi persoalan toh kita memang benar-benar sudah siap dengan segala konsekuensi dari keputusan yang kita ambil.
Seorang kawan di Facebook semalam curhat melalui chat box yang ada di jejaring sosial online tersebut. Dia mengeluhkan pasangannya yang bernama Jojo (nama samaran! xixi), seorang aktifis sekaligus pegiat seni yang kini hanya bertugas menjadi penjaga kedai milik organisasi full 24 jam. Temanku menganggap dia tidak berani memutuskan untuk bersikap kiritis atas situasi organisasi yang tidak membuatnya nyaman atau secara kasarnya dia diperlakukan tidak adil oleh teman-teman sekolektifnya di organisasi. Kira-kiira ungkapan kekesalannya begini "Aku sebal dia diperlakukan tidak adil tapi DIAM saja. Sejak di kedai jadi gak produktif, organisasi juga udah gak begitu aktif. Coba kamu bayangin, jagain kedai kok 24 jam,? Kalau kedai itu memang punya organisasi harusnya bergiliran donk.. Akh Jojo sebenarnya terkungkung tapi gak berani bilang." Aku coba mengomentari "Mungkin mas Jojonya masih bimbang dan masih hati- hati untuk mengambil keputusan kali mbak.." Lalu dia pun membalas " Ya itu, dia gak berani mengambil keputusan. Semua itu ada di Jojonya, harusnya kalau merasa tertindas ya bicara, tapi dia malah DIAM."
Hal yang bisa dipelajari dari curhatan temanku di atas mungkin salah satunya adalah persoalan keberanian. Ya kita juga memang butuh keberanian dalam memutuskan, dalam bertindak. Kita bisa belajar dari pengalaman Kartini yang pernah bilang "B
Ya, dalam hidup ini, percuma memang kalau kita sudah tidak memiliki keberanian. So, jangan sampai kita kehilangan keberanian dalam hidup ini. Ada yang bilang, ketidakberanian itu sama artinya dengan memelihara perbudakan.Salam juang!
Komun@